Senin, 20 Agustus 2018

BUNTU

Di kepala banyak cerita yang ingin kutuangkan dalam bentuk tulisan. Akan tetapi, ketika aku mulai mengetiknya, cerita-cerita tersebut menguap begitu saja. Hilang sebagian, kadang hanya ingat sebagian, dan rasanya aku begitu kesusahan untuk kembali merangkainya. Lalu menyadari, ah...cerita ini tak menarik untuk kutulis. Apalagi sampai dibaca oleh orang banyak. Tentu hanya akan membuatku malu saja.

Di jalan banyak kejadian, yang tentunya akan menarik bila diceritakan dalam rangkaian kalimat. Tentang pejalan kaki yang susah menyeberang padahal sudah berada di zebra cross, tentang pemotor yang nekad-nekad dan tak mau memberi kesempatan pada pejalan lain juga kendaraan lain. Para pengendara yang memacu kendaraannya dengan cepat dan serba terburu-buru, saling serobot bahkan kadang tak mempedulikan nyawa, seakan hidup di ibukota adalah perlombaan yang abadi dengan waktu.

Di stasiun kereta. Kita terbiasa melihat orang yang datang dan pergi serba terburu-buru. Naik dan turun kereta berpacu dengan waktu. Memaksakan masuk, tak mau menunggu kereta berikut. Turun kereta, keluar stasiun berlarian sambil mata tak lepas dari jam di pergelangan tangan. Menunggu ojek dengan gelisah. Mau naik angkutan pun khawatir terlambat. Waktu terus berjalan, detik berlalu demikian cepat. Terkadang, meski segala usaha telah dilakukan, tetapi ada saatnya mengalami kata terlambat. Berujung pada pemotongan gaji. Berimbas pada mood di hari itu. Wajah tak lagi menampakkan senyuman manis.

Serumit apapun hidupmu, sepahit apapun hidupmu, hidup haruslah terus berjalan. Kadang-kadang kita bercanda mengomentari segelas kopi yang terasa pahit, bahwa masih lebih pahit hidup ketimbang segelas kopi. Ketika seorang teman mengeluh bahwa hidupnya selalu banyak masalah, banyak rintangan, kita dengan enaknya komentar kalau banyak rantangan itu kateringan namanya. Hahaha. Ironi ya. Kadang manusia memang suka menertawakan diri sendiri. Hidup memang sudah pahit, jadi nikmatilah. Sesekali kita perlu menertawakan diri sendiri biar terlihat bahagia bisa tertawa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar