Jumat, 14 September 2018

BERSABARLAH DENGAN KESABARAN YANG BAIK

Semalam, ketika aku menyempatkan diri untuk membaca kitab suci-Nya selepas sholat isya. Sejenak tertegun membaca ayat berikut ini :

فَٱصۡبِرۡ صَبۡرٗا جَمِيلًا
Faashbir shabran jamiilaa(n)

 artinya : Maka berssabarlah kamu dengan sabar yang baik

Aku termenung, berulang membaca ayat tersebut. Sungguh, ini sebuah nasihat yang sangat indah. Cubitan buat diriku. Selama ini, aku susah sekali berlaku menjadi orang yang sabar. Selalu mengedepankan amarah, tidak bisa menahan. Penginnya, ketika marah, segala rasa yang kurasakan aku muntahkan agar hilang semua kesal, rasa kecewa, tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Jeleknya, ketika sudah pernah berselisih dengan seseorang, aku memilih untuk menjaga jarak dengan orang tersebut. Bukan menghindar atau tak lagi berteman, tetapi menjaga jarak, karena ada rasa takut akan tersakiti kembali.

Pun Alloh sangat tahu, bahwa saat ini pikiranku sedang kacau. Bermacam masalah datang dan pergi silih berganti. Mungkin di luar aku terlihat kuat, padahal sebenarnya aku rapuh. Ada sebuah transaksi pribadi dengan pihak lain, yang membutuhkan bantuan orang dekat di sekelilingku. Aku pengin semua sesuai prosedur, cepat, tidak ditunda-tunda dan berharap masalah cepat rampung. Jarak dan waktu yang terbentang membuatku tak bisa menangani kasus ini secara langsung, karena akan memakan banyak waktu dan biaya serta kasihan anak-anak jika aku tinggalkan sementara waktu. Akibatnya, aku membutuhkan bantuan dari adikku, orang tua, saudara dan juga tetangga. Namun, sering kali harapan tak sesuai dengan kenyataan. Ada kalanya, pihak yang kumintai bantuan sedang sibuk dengan urusannya. Kadang kala, karena komunikasi tidak langsung, jadi pesan tidak tersampaikan dengan sempurna. Ada kalanya pihak lain ini seakan mempersulit, santai menanggapi kelengkapan berkas yang aku minta. Mereka mungkin lupa atau tidak tahu ada sebagian kewajiban yang belum dituntaskan.

Sering kali aku menangis, dan berdo'a dalam cucuran air mata, agar Alloh permudah jalan ini. Agar aku selalu diberi kesabaran untuk bisa melewati semua ini. Ada rasa lelah yang mendera. Perasaan putus asa, kecewa, dan ada rasa menyesal juga kenapa dulu aku mengiyakan sehingga terjadi transaksi ini. Rasa kecewa ke seseorang yang seakan lepas tangan dan membiarkanku berjuang sendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Bayangkan, saat aku galau dan berkali menangis, tetiba dapat pesan wa tanpa salam tanpa sapa nama, dan langsung berkata yang menyudutkan. Sakit, karena yang mengirim pesan adalah orang dekatku. Namun, paksu selalu menghibur, insyaalloh ada jalannya. Tidak merugi orang-orang yang bersabar. Mereka orang baik, pasti semua akan berakhir baik. Mungkin, mereka biasa melaksanakan apa-apa tidak buru-buru, sedangkan kita terbiasa dengan ritme yang serba cepat.

Selain rumitnya menyelesaikan masalah ini, ditambah lagi masalah domestik. Iya, menghadapi anak-anak yang baru tumbuh besar, yang sifat ngeyelnya mendominasi, belum bisa patuh dan paham berkomunikasi serta capek merasakan pekerjaan rumah tangga, makin memperburuk emosiku. Tak jarang aku kelepasan, dan berujung mengunci diri di kamar, menangis sambil membenamkan wajah ke bantal. Iya, aku lelah. dan aku bukan orang yang sabar. Maka ketika aku membaca ayat ke 5 di surat Al-Ma'arij diatas, aku benar-benar serasa ditegur. Selama ini mulut sering berucap sabar, tetapi hati tidak. Aku mencari tahu tentang bersabar dengan kesabaran yang baik.

Kesabaran yang baik adalah kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai dengan kemarahan, kegoncangan dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah. 
Adalah kesabaran orang yang percaya pada akibat yang akan terjadi, yang ridho pada ketetapan Alloh, yang merasakan hikmah di balik ujian-Nya.
Kesabaran yang baik adalah kemampuan untuk menghadapi masalah dengan diam, tenang, dan ridha.
Sabar yang baik langsung dibarengi dengan prasangka yang baik terhadap Alloh.

Ya Alloh, bimbinglah hamba-Mu ini agar bisa belajar sabar, bersabar dengan kesabaran yang baik.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar